Rina Tesya Anggraeni

Pages

  • Beranda

Blog Archive

  • ▼  2012 (13)
    • ▼  April (2)
      • Peran Pendidikan Karakter Dalam Melengkapi Kepribadia
      • Cinta
    • ►  Maret (8)
      • Ngaran Patempatan dina Basa Sunda
    • ►  Januari (3)
  • ►  2011 (3)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (2)

About Me

Foto Saya
Rina Tesya Anggraeni
Bandung, Jawa Barat, Indonesia
Mahasiswa Universitas Pendidika Indonesia 2010
Lihat profil lengkapku

Followers

Minggu, 08 April 2012

Peran Pendidikan Karakter Dalam Melengkapi Kepribadia


“Banyak orang tahu apa yang baik, berbicara mengenai kebaikan namun melakukan yang sebaliknya”

Pada awalnya manusia itu lahir hanya membawa “personality” atau kepribadian. Secara umum kepribadian ada 4 macam. Ada banyak teori yang menggunakan istilah yang berbeda bahkan ada yang menggunakan warna,  tetapi polanya tetap sama. Secara umum kepribadian ada 4, yaitu :
1. Koleris : tipe ini bercirikan pribadi yang suka kemandirian, tegas, berapi-api, suka tantangan, bos atas dirinya sendiri.
2. Sanguinis : tipe ini bercirikan suka dengan hal praktis, happy dan ceria selalu, suka kejutan, suka sekali dengan kegiatan social dan bersenang-senang.
3. Phlegmatis :  tipe ini bercirikan suka bekerjasama, menghindari konflik, tidak suka perubahan mendadak, teman bicara yang enak, menyukai hal yang pasti.
4. Melankolis : tipe ini bercirikan suka dengan hal detil, menyimpan kemarahan, Perfection, suka instruksi yang jelas, kegiatan rutin sangat disukai.
Di atas ini adalah teori yang klasik dan sekarang teori ini banyak sekali berkembang, dan masih banyak digunakan sebagai alat tes sampai pengukuran potensi manusia.
Kepribadian bukanlah karakter. Setiap orang punya kepribadian yang berbeda-beda.  Nah dari ke 4 kepribadian tersebut, masing-masing kepribadian tersebut memiliki kelemahan dan keunggulan masing-masing. Misalnya tipe koleris identik dengan orang yang berbicara “kasar” dan terkadang tidak peduli, sanguin pribadi yang sering susah diajak untuk serius, phlegmatis sering kali susah diajak melangkah yang pasti dan terkesan pasif, melankolis terjebak dengan dilemma pribadi “iya” dimulut dan “tidak” dihati, serta cenderung perfectionis dalam detil kehidupan serta inilah yang terkadang membuat orang lain cukup kerepotan.
Tiap manusia tidak bisa memilih kepribadiannya, kepribadian sudah hadiah dari Tuhan sang pencipta saat manusia dilahirkan. Dan setiap orang yang memiliki kepribadian pasti ada kelemahannya dan kelebihannya di aspek kehidupan social dan masing-masing pribadi.  Mudah ya, penjelasan ini.
Nah, karakter nya dimana? Saat tiap manusia belajar untuk mengatasi kelemahannya dan memperbaiki kelemahannya dan memunculkan kebiasaan positif yang baru maka inilah yang disebut dengan karakter. Misalnya, seorang koleris murni tetapi sangat santun dalam menyampaikan pendapat dan instruksi kepada sesamanya, seorang yang sanguin mampu membawa dirinya untuk bersikap serius dalam situasi yang membutuhkan ketenangan dan perhatian fokus. Itulah Karakter. Pendidikan Karakter adalah pemberian pandangan mengenai berbagai jenis nilai hidup, seperti kejujuran, kecerdasan, kepedulian dan lain-lainnya. Dan itu adalah pilihan dari masing-masing individu yang perlu dikembangkan dan perlu di bina, sejak usia dini (idealnya).
Karakter tidak bisa diwariskan, karakter tidak bisa dibeli dan karakter tidak bisa ditukar. Karakter harus DIBANGUN dan DIKEMBANGKAN secara sadar hari demi hari dengan melalui suatu PROSES yang tidak instan. Karakter bukanlah sesuatu bawaan sejak lahir yang tidak dapat diubah lagi seperti sidik jari.
Banyak saya perhatikan bahwa orang-orang dengan karakter buruk cenderung mempersalahkan keadaan mereka. Mereka sering menyatakan bahwa cara mereka dibesarkan yang salah, kesulitan keuangan, perlakuan orang lain atau kondisi lainnya yang menjadikan mereka seperti sekarang ini. Memang benar bahwa dalam kehidupan, kita harus menghadapi banyak hal di luar kendali kita, namun karakter Anda tidaklah demikian. Karakter Anda selalu merupakan hasil pilihan Anda.
Ketahuilah bahwa Anda mempunyai potensi untuk menjadi seorang pribadi yang berkarakter, upayakanlah itu. Karakter, lebih dari apapun dan akan menjadikan Anda seorang pribadi yang memiliki nilai tambah. Karakter akan melindungi segala sesuatu yang Anda hargai dalam kehidupan ini.
Setiap orang bertanggung jawab atas karakternya. Anda memiliki KONTROL PENUH atas karakter Anda, artinya Anda tidak dapat menyalahkan orang lain atas karakter Anda yang buruk karena Anda yang bertanggung jawab penuh. Mengembangkan karakter adalah TANGGUNG JAWAB pribadi Anda.

Diposting oleh Rina Tesya Anggraeni di 19.27 0 komentar
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
Selasa, 03 April 2012

Cinta

Description: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/d/d4/Button_hide.png
CINTA
Cinta adalah sebuah perasaan yang ingin membagi bersama atau sebuah perasaan afeksi terhadap seseorang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, memberikan kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apapun yang diinginkan objek tersebut.
Definisi
Cinta adalah satu perkataan yang mengandungi makna perasaan yang rumit. Bisa di alami semua makhluk. Penggunaan perkataan cinta juga dipengaruhi perkembangan semasa. Perkataan sentiasa berubah arti menurut tanggapan, pemahaman dan penggunaan di dalam keadaan, kedudukan dan generasi masyarakat yang berbeda. Sifat cinta dalam pengertian abad ke 21 mungkin berbeda daripada abad-abad yang lalu. Ungkapan cinta mungkin digunakan untuk meluapkan perasaan seperti berikut:
  • Perasaan terhadap keluarga
  • Perasaan terhadap teman-teman, atau philia
  • Perasaan yang romantis atau juga disebut asmara
  • Perasaan yang hanya merupakan kemahuan, keinginan hawa nafsu atau cinta eros
  • Perasaan sesama atau juga disebut kasih sayang atau agape
  • Perasaan tentang atau terhadap dirinya sendiri, yang disebut narsisisme
  • Perasaan terhadap sebuah konsep tertentu
  • Perasaan terhadap negaranya atau patriotisme
  • Perasaan terhadap bangsa atau nasionalisme
Terminologi
Penggunaan istilah cinta dalam masyarakat Indonesia dan Malaysia lebih dipengaruhi perkataan love dalam bahasa Inggris. Love digunakan dalam semua amalan dan arti untuk eros, philia, agape dan storge. Namun demikian perkataan-perkataan yang lebih sesuai masih ditemui dalam bahasa serantau dan dijelaskan seperti berikut:
  • Cinta yang lebih cenderung kepada romantis, asmara dan hawa nafsu, eros
  • Sayang yang lebih cenderung kepada teman-teman dan keluarga, philia
  • Kasih yang lebih cenderung kepada keluarga dan Tuhan, agape
  • Semangat nusa yang lebih cenderung kepada patriotisme, nasionalisme dan narsisme, storge
Etimologi
Beberapa bahasa, termasuk bahasa Indonesia atau bahasa Melayu apabila dibandingkan dengan beberapa bahasa mutakhir di Eropa, terlihat lebih banyak kosakatanya dalam mengungkapkan konsep ini. Termasuk juga bahasa Yunani kuno, yang membedakan antara tiga atau lebih konsep: eros, philia, dan agape.
Cinta adalah perasaan simpati yang melibatkan emosi yang mendalam. Menurut Erich Fromm, ada empat syarat untuk mewujudkan cinta kasih, yaitu:
  • Perasaan
  • Pengenalan
  • Tanggung jawab
  • Perhatian
  • Saling menghormati
Erich Fromm dalam buku larisnya (the art of loving) menyatakan bahwa ke empat gejala: Care, Responsibility, Respect, Knowledge (CRRK), muncul semua secara seimbang dalam pribadi yang mencintai. Omong kosong jika seseorang mengatakan mencintai anak tetapi tak pernah mengasuh dan tak ada tanggungjawab pada si anak. Sementara tanggungjawab dan pengasuhan tanpa rasa hormat sesungguhnya & tanpa rasa ingin mengenal lebih dalam akan menjerumuskan para orang tua, guru, rohaniwan dll pada sikap otoriter.
Jenis-jenis cinta
Seperti banyak jenis kekasih, ada banyak jenis cinta. Cinta berada di seluruh semua kebudayaan manusia. Oleh karena perbedaan kebudayaan ini, maka pendefinisian dari cinta pun sulit ditetapkan. Lihat hipotesis Sapir-Whorf.
Ekspresi cinta dapat termasuk cinta kepada 'jiwa' atau pikiran, cinta hukum dan organisasi, cinta badan, cinta alam, cinta makanan, cinta uang, cinta belajar, cinta kuasa, cinta keterkenalan, dll. Cinta lebih berarah ke konsep abstrak, lebih mudah dialami daripada dijelaskan.
Cinta kasih yang sudah ada perlu selalu dijaga agar dapat dipertahankan keindahannya
Cinta antar pribadi
Cinta antar pribadi menunjuk kepada cinta antara manusia. Bentuk ini lebih dari sekedar rasa kesukaan terhadap orang lain. Cinta antar pribadi bisa mencakup hubungan kekasih, hubungan orangtua dengan anak, dan juga persahabatan yang sangat erat.
Beberapa unsur yang sering ada dalam cinta antar pribadi:
  • Afeksi: menghargai orang lain.
  • Altruisme: perhatian non-egois kepada orang lain (yang tentunya sangat jarang kita temui sekarang ini).
  • Reciprocation: cinta yang saling menguntungkan (bukan saling memanfaatkan).
  • Commitment: keinginan untuk mengabadikan cinta, tekad yang kuat dalam suatu hubungan.
  • Keintiman emosional: berbagi emosi dan rasa.
  • Kinship: ikatan keluarga.
  • Passion: Hasrat dan atau nafsu seksual yang cenderung menggebu-gebu.
  • Physical intimacy: berbagi kehidupan erat satu sama lain secara fisik, termasuk di dalamnya hubungan seksual.
  • Self-interest: cinta yang mengharapkan imbalan pribadi, cenderung egois dan ada keinginan untuk memanfaatkan pasangan.
  • Service: keinginan untuk membantu dan atau melayani.
  • Homoseks: Cinta dan atau hasrat seksual pada orang yang berjenis kelamin sama, khususnya bagi pria. Bagi wanita biasa disebut Lesbian (lesbi).
Energi seksual dapat menjadi unsur paling penting dalam menentukan bentuk hubungan. Namun atraksi seksual sering menimbulkan sebuah ikatan baru, keinginan seksual dianggap tidak baik atau tidak sepantasnya dalam beberapa ikatan cinta. Dalam banyak agama dan sistem etik hal ini dianggap salah bila memiliki keinginan seksual kepada keluarga dekat, anak, atau diluar hubungan berkomitmen. Tetapi banyak cara untuk mengungkapkan rasa kasih sayang tanpa seks. Afeksi, keintiman emosi dan hobi yang sama sangat biasa dalam berteman dan saudara di seluruh manusia.

Diposting oleh Rina Tesya Anggraeni di 01.31 0 komentar
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
Selasa, 27 Maret 2012

Ngaran Patempatan dina Basa Sunda


alun-alun tanah lapang di hareupeun kabupatén, kawadanaan, jsté.
babakan lembur anyar; ngababakan, nyieun lembur anyar.
babaladon kotakan leutik anu pernahna di bagian tanah sésém­péran; di sawaréh tempat disebut ogé baladoan.
babantar bagian walungan nu ngocorna leuwih tarik. Disebut ogé parung.
balungbang kamalir gedé sarta rada jero tadah cileuncang.
bangawan walungan nu kacida gedéna.
basisir sisi tanah (keusik) nu adek ka laut.
bojong/bobojong tanah anu nyodor ka cai (walungan, talaga, laut); jojontor, jajirah.
bubulak sarupa tegalan, tanah nu pinuh ku jukut nu aya di lam­ping atawa di pasir.
bungin pulo di muara walungan. Disebut ogé délta.
dayeuh kota, nya éta ibukota nagara propinsi atawa kabupatén, bisa ogé hartina lembur pamatuhan.
dungus gundukan tatangkalan laleutik nu rada rembet (di leu­weung). Disebut ogérungkun atawa ruyuk.
émpang balong atawa kulah gedé (lega).
galengan tambakan leutik (ngagaleng manjang) ngawangun kotakan sawah.
gawir sisi jurang, tanah anu mudunna nyuksruk atawa sisi tanah anu lungkawing.
girang tempat jol ngocorna cai: cai ngocorna ti girang ka hilir.
gunung tanah anu munjukul kacida luhurna, saluhureun pasir, biasana luhurna leuwih ti 600 méter.
hilir tempat nu dituju ku cai nu ngocor lantaran leuwih handap, sabalikna tina girang.
hulu cai/sirah cai tempat kaluar cinyusu nu engkéna jadi wa­lungan.
huma tanah darat nu dipelakan paré teu dikocoran cai (ngandel­keun cai hujan), di sisina sok dipelakan palawija.
hunyur taneuh nu munjukul siga imah rinyuh di tegal atawa dina tetelar; imah rinyuh.
jajirah bagian tanah daratan nu méh kakurilingan ku laut (méh mangrupa pulo).
jami huma tipar, robahan tina jarami; geus rumpak jami, geus réngsé panén di sawah.
jojontor tanah nu nyodor ka cai, leuwih panjang ti batan tanjung; bobojong.
jungkrang/jurang bagian tanah anu legokna jero sarta sisi-sisina gurawés.
kabuyutan tempat anu dianggap karamat, patilasan jaman baheula.
karéés sisi walungan nu réa keusikan minangka kikisik; cadas.
kebon tanah darat nu dipelakan rupa-rupa pepelakan saperti bungbuahan, palawija, jeung sarupaning ti éta.
kikisik sisi laut nu mayat sarta keusikan.
kuburan tanah tempat ngubur mayit; makam, astana.
kulah balong leutik, tempat miara lauk. Mangrupa cai ngemplang dina tanah beunang ngali.
lamping bagian gunung atawa pasir antara puncak jeung tutug­an­ana; bagian gunung luhureun tutugan atawa sukuna.
landeuh tempat anu leuwih handap ti tempat urang, sabalikna tina tonggoh (tempat, pakarangan atawa jalan anu leuwih luhur).
laut bagian dunya nu dieusi cai asin, sarta nu misahkeun daratan jeung daratan; sagara.
lebak tempat nu leuwih handap ti batan tempat urang cicing, sabalikna tina tonggoh; landeuh.
legok tempat nu rada handap ti tempat nu aya di sakurilingeunana.
legon bagian basisir anu ngelok ka darat, sarupa teluk ngan leu­wih leutik.
lembur kampung di luar kota, padumukan jelema nu diwangun ku sababaraha imah.
léngkob tempat anu legok antara dua lamping.
leuweung tempat lega atawa wewengkon nu pinuh ku kakayon (tatangkalan) sarta teu dipaké matuh ku jelema. Kajaba ti nu ngajaga, biasana panonoban sato jarah.
leuweung geledegan leuweung anu sakuriling bungking pinuh ku rupa-rupa kakayon sarta teu kasaba ku manusa iwal saru­paning sasatoan.
leuweung gerot leuweung geledegan, leuweung gedé.
leuweung ganggong simagonggong leuweung nu kaayaanana geueuman, pikasieuneun.
leuweung larangan/tutupan leuweung nu teu meunang digang­gu boh sasatoanana boh tutuwuhanana.
leuweung luwang-liwung leuweung geledegan nu teu kasaba ku jelema.
leuwi babagian walungan nu rada jero tur biasana rada rubak.
mandala daérah, wilayah lembur; lembur singkur mandala sing­kah: lembur nu jauh ka ditu ka dieu.
momonggor/monggor pasir nu rada handap sarta leuwih leutik.
muhara tungtung walungan di hilir, tempat patepungna wa­lu­ngan jeung laut atawa walungan leutik jeung walungan gedé.
mumunggang/geger bagian gunung pangluhurna, tonggong gunung anu manjang.
pabuaran tempat bubuara matuh di tempat anyar. Anu ngumbara sok loba nu terus bubuara, tara balik deui ka lembur asalna.
padépokan/dépok kampung, patapan; patapan biasana ayana di nu suni.
padukuhan padumukan nu jauh ti kota; padusunan
padusunan pakampungan nu jauh ti kota.
pamakaman patempatan/wewengkon anu dipaké kuburan/as­tana.
pasir gunung leutik tur teu sabaraha luhur.
pasiringan pakampungan, padésan (asal tina siring: kampung).
ponclot/poncot bagian pangluhurna tina gunung, munara, jsb.; puncak.
puncak bagian gunung anu pangluhurna, atawa ponclot.
régol kampung nu pernahna aya sabudeureun gedong kabupatén beulah tukang.
reuma tanah darat urut huma anu keur direureuhkeun lantaran geus teu subur deui.
rorah cai ngocor sarupa susukan, ayana di leuweung.
sabang tanah darat nu dihapit ku dua walungan.
sagara ilikan laut.
sampalan tegal tengah leuweung tempat nyatuan sato jarah.
sarakan/paku sarakan tempat lahir, lemah cai.
sawah tanah anu dipelakan paré, dikembeng, dikurilingan ku galengan.
sédong angkrong di sisi walungan di jero leuwi.
situ balong nu leuwih lega sarta rada jero.
somang jurang anu gurawés sarta jero.
sungapan tempat ngocorkeun cai ti walungan atawa solokan ka sawah, ka balong.
susukan solokan jalan cai beunang nyieun jelema.
talaga situ alam nu jadi ku manéh lain meunang nyieun jelema (upamana Talagawarna, Talagabodas).
taman/patamanan kebon kembang jeung tatangkalan séjén nu alus sarta lega.
tambakan bendungan panjang sarta rubak (tambakan balong); panahan cai balong, ayana di sakuriling balong. Mun di sawah mah ilaharna sok disebut galengan.
tanjung jojontor, tanah anu nyodor ka laut.
tarikolot tempat/daérah urut lembur, lembur nu tadina gegek imahna kaayaanana robah jadi coréngcang.
tegalan tanah lega sarta rata nu sabagian gedé pinuh ku jukut wungkul.
teluk bagian sisi laut anu ngelok ka darat, sabalikna tina tanjung.
tepiswiring sesebutan séjén keur pasisian atawa pilemburan.
tetelar tanah datar di tengah sawah nu teu kahontal ku cai, biasana sok dipaké pangangonan.
tipar pihumaeun méméh disasap atawa dipacul.
tonggoh tempat anu leuwih luhur ti batan tempat urang cicing.
tutugan suku gunung, bagian gunung beulah handap.
wahangan jalan cai anu jadi ku manéh, nyaéta walungan anu leuwih gedé batan solokan.
walungan wahangan gedé. Disebut ogé bangawan
(Kénging nyutat tina Pepernian Urang Sunda, Kiblat Buku Utama, 2005)
Ditulis dalam Basa Sunda


Diposting oleh Rina Tesya Anggraeni di 23.38 0 komentar
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
Postingan Lebih Baru Postingan Lama
Langganan: Postingan (Atom)
@ 2011 Rina Tesya Anggraeni; Many thanks to: Blogger Templates / blog Design Company / SEO / free template Blog